Pagi hari menjelang siang, ya tepatnya sekitar jam 9.30 WIB aku mulai menulis artikel ini. Artikel yang membuatku flasback (mundur) 4 tahun lalu dimana kondisinya hampir sama. Aku menulis dengan sedikit emosional dan sedih tentunya. Sedih karena nilai nol bahkan minus yang seolah melekat pada diriku. Aku sebut diriku adalah si-"Tukang Gagal". Apapun yang aku impikan 80% tidak bertemu kenyataan. Sungguh prestasi kegagalan yang sangat pantas dipublikasikan :). Tak mengapa, setidaknya jiwa dan tubuhku masih bersatu maka aku mencoba untuk tak menyerah, karena hanya ada satu pilihan : buktikan.
Ada beberapa hal yang aku pelajari dalam hidup ini, tepatnya pengalaman berdasar pada 22 tahun lebih hidup di planet bumi dimana ada berbagai makhluk hidup, dan yang paling dominan adalah manusia. Ada hal yang aku rasakan mengenai garis hidup dan keberuntungan yang seolah tidak ada adilnya. Mungkin poin pentingnya, yakni adil bukanlah suatu kepastian. Aku bukan siapa siapa, hanyalah sebuah evaluasi yang ingin kutulis dalam 10 poin yang berarti bagiku.
1. Segalanya butuh uang, dan uang bisa untuk segalanya di dunia.
2. Takdir Tuhan : Hal yang sulit untuk dibicarakan, namun bisa dirasakan penyesalannya.
3. Bahagia bisa sederhana dan menjadi tak terduga, namun bisa jadi level bahagia ditentukan orangtua ataupun lingkungan.
4. Di Dunia, Semua orang bermimpi. Beberapa orang mengejar mimpinya, dan jangan kau sebutkan mimpimu. Karena orang sedekat orangtuamu saja bisa tertawa terbahak-bahak hingga kau membuktikannya.
5. Semakin berumur 20-25 tahun, aku akan berada di fase kritis. kita akan dihadapkan bahwa secara teori itu mudah, tapi hal-hal kecil akan menjadi rumit dan hal besar akan menjadi batu sandungan untuk terjatuh.
6. Kecewa dan sedikit sakit hati dalam lingkungan keluarga sangat menyebalkan.
7. Uang vs Pendidikan ?. Maka aku pilih uang, orang tak berusaha belajar pun bisa berkuliah dengannya (uang).
8. Gengsi/derajat/pangkat adalah materi sosial yang sangat dinomor satukan, bukan munafik, namun aku hanya ingin mengejar uang yang halal apapun caranya.
9. Hidup di fase titik terendah menurutku rumit, namun beruntung aku memiliki 3 sahabat senasib. Mereka adalah waf saat over motivation, waf saat low motivaton, dan satu lagi adalah anak pemalas dari Surabaya.
10. Aku adalah seorang pemeluk agama terbaik se-alam semesta dan seisinya. Aku memiliki Tuhan, Allah SWT. Memang aku bukan seorang ahli agama, pemuda alim, atau bisa juga disebut pendosa. Dalam hidupku yang malang, aku hanya bisa berdoa, berusaha, berharap, dan mengharapkan keajaiban-Nya.
Semoga kalian bisa memahami apa pentingnya 10 makna diatas. Hidup sehancur apapun harus tetaplah hidup, sehina apapun memang harus hidup. Jika saja aku ilmuan hebat, aku akan membuat mesin waktu, atau alat prediksi kesuksesan. Teruntuk kaum gagal skripsi dan golongan kurang finansial, aku hanya ingin menyemangati sesama. Kita berjuang selamanya, sampai hembus nafas terakhir.
Comments