Pada kesempatan kali ini saya akan memposting tentang majas. Majas itu udah banyak dipakai dalam pemakaian sehari-hari kita. Untuk lebih jelasnya tentang majas, baca penjelasan berikut.
PENGERTIAN MAJAS
Keraf menyatakan bahwa majas bersinonim dengan gaya
bahasa atau style, yaitu cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas
yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa).
(2004:113).
Adapun Tarigan mengemukakan bahwa majas adalah bahasa
yang dipergunakan secara imajinatif, bukan dalam pengertian yang benar-benar
secara alamiah. Majas, kiasan, atau figurative of speech adalah bahasa kias,
bahasa indah, yang dipergunakan untuk meninggikan dan meningkatkan efek dengan
memperkenalkan serta membandingkan benda atau hal tertentu dengan benda atau
hal lain yang lebih umum. Pendek kata, penggunaan tertentu dapat mengubah
serta menimbulkan nilai rasa atau konotasi tertentu.
(2009:104).
JENIS MAJAS
Majas banyak ragamnya dan dapat dikelompokkan menjadi
empat jenis, yaitu: majas perbandingan, majas pertentangan, majas pertautan,
dan majas perulangan. Setiap majas itupun banyak jenisnya. Majas
perbandingan dapat dikelompokkan menjadi lima jenis, yaitu: perumpamaan,
metafora, personifikasi, alegori, dan
antitesis.
Majas pertentangan pun dapat dibagi atas tujuh jenis,
yaitu: hiperbola, litotes, ironi, oksimoron, paronomasia, paralipsis, dan
zeugma. Majas pertautan dibagi atas tujuh jenis, yaitu:
metonimia, sinekdoke, alusi, eufimisme, elipsis, inversi, dan
gradasi. Seperti halnya majas perbandingan, pertentangan,
pertautan, maka majas perulangan pun dibagi atas empat jenis, yaitu: aliterasi,
antanaklasis, kiasmus, dan repetisi.
Penjelasan secara terperinci untuk tiap jenis-jenis
majas akan penulis jabarkan berikut
contoh-contohnya.
1). Majas Perbandingan
a). Perumpamaan
Perumpamaan adalah padanan kata simile yang merupakan
perbandingan yang bersifat ekplisit, yaitu menunjukkan kesamaan dengan
menggunakan kata-kata: seperti, sama, sebagai, bagaikan, laksana, bak, dan
sebagainya. Contoh:
Kikirnya seperti kepiting
batu;
Ia laksana bidadari.
b).
Metafora
Metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua
hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang
singkat.
Contoh:
Orang itu adalah buaya darat;
Pemuda adalah bunga bangsa
c).
Personifikasi
Personifikasi adalah semacam gaya bahasa kiasan yang
menggambarkan benda-benda mati atau tidak bernyawa seoalah-olah memiliki
sifat-sifat kemanusiaan.
Contoh:
Matahari baru saja kembali ke
peraduannya;
Angin meraung di tengah malam yang gelap itu.
d).
Alegori
Alegori adalah suatu cerita singkat yang mengandung
kiasan. Makna kiasan ini harus ditarik dari bawah permukaan
ceritanya. Nama-nama pelakunya adalah sifat-sifat yang abstrak, serta
tujuannya selalu jelas tersurat.
e).
Antitesis
Antiesis adalah sejenis majas yang mengadakan
perbandingan antara dua antonim, yaitu kata-kata yang mengandung ciri-ciri
semantik yang bertentangan.
Contoh:
Dia bergembira ria atas kegagalan dalam
lomba;
Kaya-miskin, tua-muda, besar-kecil, semuanya mempunyai
kewajiban terhadap keamanan bangsa dan negara.
2). Majas Pertentangan
a).
Hiperbola
Hiperbola termasuk gaya kiasan untuk menyatakan suatu
benda, hal atau peristiwa dengan cara
melebih-lebihkannya.
Contoh:
Badannya kerempeng tinggal tulang dibalut
kulit;
Hatinya hancur lebur melihat nasib
anaknya.
b).
Litotes
Litotes adalah majas yang dipakai untuk menyatakan
sesuatu dengan tujuan merendahkan diri.
Contoh:
Kedudukan saya ini tidak ada artinya sama
sekali;
Rumah buruk inilah yang merupakan hasil usaha kami
bertahun-tahun lamanya.
c).
Ironi
Ironi adalah suatu ekspresi maksud dengan menggunakan
sesuatu yang berlawanan secara langsung pada pikiran kebenaran agar orang yang
dituju tersindir secara halus.
Contoh:
Bagus sekali tulisanmu, seperti ceker
ayam!;
Rapi betul tulisanmu sehingga sulit
dibaca!
d).
Oksimoron
Oksimoron adalah majas yang mengandung pertentangan
dengan mempergunakan kata-kata yang berlawanan dalam frasa yang sama, dan sebab
itu sifatnya lebih padat dan tajam dari
paradoks.
Contoh:
Keramahtamahan yang bengis;
Itu sudah menjadi rahasia umum.
e).
Paronomasia
Paronomasia adalah majas yang berisi jajaran kata-kata
yang berbunyi sama tetapi berbeda maknanya.
Contoh:
Tanggal dua gigiku tanggal dua;
“Engkau orang kaya!” “Ya, kaya
monyet!”
f).
Paralipsis
Paralipsis adalah majas yang merupakan suatu formula
yang dipergunakan sebagai sarana untuk menerangkan bahwa seseorang tidak
mengatakan apa yang tersirat dalam kalimat itu
sendiri.
Contoh:
Tidak ada yang menyenangi kamu (maaf), yang saya maksud
membenci kamu di desa ini.
h).
Zeugma
Zeugma adalah majas di mana orang mempergunakan dua
konstruksi rapatan dengan menghubungkan sebuah kata dengan dua kata lain yang
sebenarnya hanya salah satunya mempunyai hubungan dengan kata
pertama.
Contoh:
Dengan membelalakan mata dan telinganya, ia mengusir
orang itu;
Ia
menundukkan kepala dan badannya untuk memberi penghormatan kepada
kami.
3). Majas Pertautan
a). Metonimia
Metonimia adalah majas yang mempergunakan sebuah kata
untuk menyatakan hal lain karena mempunyai pertalian yang sangat
dekat.
Contoh:
Ia membeli chevrolet;
Saya minum satu gelas, ia dua
gelas.
b). Sinekdoke
Sinekdoke adalah maja yang mempergunakan sebagian dari
sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan (pars pro toto) atau mempergunakan
keseluruhan untuk menyatakan sebagian (totum pro
parte).
Contoh:
Setiap kepala dikenakan sumbangan sebesar Rp.
1.000,00;
Dalam pertandingan sepakbola itu, tuan rumah menderita
kekalahan 3 – 4.
c).
Alusi
Alusi adalah majas yang menggunakan ungkapan atau
peribahasa lama sebagai sindiran berselubung dengan maksud memberi rasa
humor.
Contoh:
Sia-sia saja Anda berkering air ludah, menasihati anak
yang keras kepala, seperti menyurat di atas air.
d).
Eufismisme
Eufimisme adalah majas yang menggunakan kata-kata yang
halus dalam menyatakan sesuatu benda, hal, keadaan, atau
orang.
Contoh:
Ayahnya sudah tak ada di tengah-tengah mereka
(meninggal);
Pikiran sehatnya semakin merosot saja akhir-akhir ini
(gila).
e).
Elipsis
Elipsis adalah majas yang menghilangkan suatu unsur
kalimat yang dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca
atau pendengar.
Contoh:
Dia bersama istrinya ke Jakarta minggu yang lalu
(penghilangan predikat);
Fuji mencinta sepenuh hati (penghilangan objek).
f).
Inversi
Inversi adalah majas yang merupakan urutan unsur-unsur
konstruksi sintaksis. Dengan kata lain adalah perubahan urutan
subjek/predikat menjadi predikat/subjek.
Contoh:;
Heran saya
Putih rumahnya
g).
Gradasi
Gradasi adalah majas yang mengandung suatu rangkaian
dan urutan (paling sedikit tiga) kata atau istilah yang secara sintaksis
bersamaan mempunyai satu atau beberapa ciri semantik secara umum dan yang di
antaranya paling sedikit satu ciri diulang-ulang dengan perubahan-perubahan
yang bersifat kuantitatif.
Contoh:
Aku mempersembahkan cintaku
padamu
Cinta yang bersih dan suci
Suci murni tanpa noda
Noda yang selalu kujauhi dari
hidup
4). Majas Perulangan
a).
Aliterasi
Aliterasi adalah majas yang berwujud perulangan
konsonan yang sama.
Contoh:
Takut titik lalu tumpah;
Keras keras kerak kena air lembut
juga
b).
Antanaklasis
Antanaklasis adalah majas yang mengandung ulangan kata
yang sama tetapi mempunyai makna yang
berbeda.
Contoh:
Buah pikiran orang itu menjadi buah bibir
masyarakat;
Saya selalu membawa buah tangan untuk buah hati
saya
c).
Kiasmus
Kiasmus adalah majas yang terdiri dari dua bagian, baik
frasa atau klausa, yang sifatnya berimbang, dan dipertentangkan satu sama lain
tetapi susunan frasa atau klausanya itu terbalik bila dibandingkan dengan frasa
atau klausa lainnya.
Contoh:
Orang desa berlaga orang kota, orang kota berlaga orang
desa.
d).
Repetisi
Repetisi adalah majas yang mengandung pengulangan kata
atau kelompok kata yang sama.
Contoh:
Atau maukah kamu pergi bersama serangga-serangga tanah,
pergi bersama kecoa-kecoa, pergi bersama mereka yang menyusupi tanah, menyusupi
alam?
Comments